Anda mungkin bingung dengan pernyataan pustakawan adalah makhluk yang berbahaya. Tapi jika anda membaca artikel ini dengan latar belakang lagunya grup band Superman Is Dead (SID) anda akan menyetujuinya? Coba klik tautan video dibawah sambil membaca artikel ini. Judulnya Jika Kami Bersama. Begini liriknya:
Jika kami bersama, Nyalakan tanda bahaya. Jika kami berpesta Hening akan terpecah. Aku, Dia dan Mereka memang beda. Tak perlu berpura pura memang begini adanya. Dan jika kami bersama nyalakan tanda bahaya. Musik akan menghentak, anda akan tersentak. Dan kami tahu anda bosan dijejali rasa yang sama. Kami adalah kamu, muda beda dan berbahaya
Agaknya lirik lagu tersebut cocok untuk menginspirasi pemberontakan terhadap stereotip negatif Pustakawan di negeri ini: Lamban dan nguplek, wanita paruhbaya, kacamata, berkutat dengan buku, tertutup gak gaul, suka ngeluh gaji kecil, pasrah dan keterpaksaan. dll
Agar kita tak perlu menunggu turunnya ratu adil atau mbah Tarno yg memimpin pemberontakan terhadap stereotip pustakawan di Indonesia, mari kita hancurkan semua stereotype negatif tentang Pustakawan di Indonesia.
Agar kita tak perlu menunggu turunnya ratu adil atau mbah Tarno yg memimpin pemberontakan terhadap stereotip pustakawan di Indonesia, mari kita hancurkan semua stereotype negatif tentang Pustakawan di Indonesia.
- PUSTAKAWAN GAJINYA (TIDAK) KECIL
Sebuah stereotip bahwa peran pustakawan adalah para penjaga buku. Di era kekinian profesi kepustakawanan dan informasi banyak diminati oleh perusahaan besar sebagai pengelola data dan manajerial asset. Jadi jangan bayangkan lulusan sekolah perpustakaan hanya mengelola buku sja. Di era digital, mereka juga dipercaya mengelola Asset data digital Perusahaan.
Apa saja assetnya?
Ya tergantung perusahaannya, Jika korporatnya merupakan firma hukum, pustakawannya bertugas mengelola dan mengontrol dokumen hukum kepengacaraan dan kerap disebut Law Librarian. Jika perusahaannya bergerak dibidang mining dan oil, maka mereka bertugas mengontrol dokumen yang berhubungan dengan kontrak karya, perizinan tambang, minyak dll. Yang di statsiun televisi, lulusan sekolah perpustakaan banyak terserap sebagai pengelola asset digital nya. Biasanya diistilahkan dengan DAM (Digital Asset Management). Tentu saja itu tidak diperoleh dengan gratis. Butuh penambahan knowledge dan skill dari luar sekolah perpustakaan untuk meningkatkan kompetensi kita.
Apa saja assetnya?
Ya tergantung perusahaannya, Jika korporatnya merupakan firma hukum, pustakawannya bertugas mengelola dan mengontrol dokumen hukum kepengacaraan dan kerap disebut Law Librarian. Jika perusahaannya bergerak dibidang mining dan oil, maka mereka bertugas mengontrol dokumen yang berhubungan dengan kontrak karya, perizinan tambang, minyak dll. Yang di statsiun televisi, lulusan sekolah perpustakaan banyak terserap sebagai pengelola asset digital nya. Biasanya diistilahkan dengan DAM (Digital Asset Management). Tentu saja itu tidak diperoleh dengan gratis. Butuh penambahan knowledge dan skill dari luar sekolah perpustakaan untuk meningkatkan kompetensi kita.
Ishadi SK, komisaris Trans Corp pernah berbicara di depan Asosiasi Pustakawan Media. Beliau mengemukaan ada 3 hal mendasar ketika profesional mencari karirnya.
Apa saja itu ?:
1. Apakah Profesi cukup tersebut menantang untuk digeluti ?.
2. Apakah suasana dan iklim kerja di Perusahaan tersebut kondusif dan memberikan peluang untuk pengembangan karir.
3. Bagaimana dengan salary, penghasilan dan benefit yang diperolehnya?
Khusus untuk yang terakhir, Ishadi memberikan nasehat tentang penambahan nilai (added value) jika kita ingin menjadi pustakawan yang dihargai mahal. Seraya mengilustrasikan harga sebuah botol merek Aqua di kios kios pinggir jalan cuma 3000 perak; tapi sebuah botol Aqua yang sama jika ditampilkan di kafe2 Hotel Bintang 5, harganya bisa Rp 200 ribeng, bisa naik 70 kali lipat. Itu semua karena value kan?
Banyak value2 positif yang bisa ditambahkan sebagai pustakawan; misal skill mengedit, skill membuat website, skill menulis buku dll. Jangan heran kalau sekarang banyak Pustakawan yang bergaji 2 digit. So jika ada pernyataan: pustakawan cuma sekedar profesi tempelan dan pelengkap; itu jaman dulu broh. Sekarang banyak perusahaan yang bergantung pada para pengelola asset digital untuk mengelaola harta karun koleksi perusahaannya.
Banyak value2 positif yang bisa ditambahkan sebagai pustakawan; misal skill mengedit, skill membuat website, skill menulis buku dll. Jangan heran kalau sekarang banyak Pustakawan yang bergaji 2 digit. So jika ada pernyataan: pustakawan cuma sekedar profesi tempelan dan pelengkap; itu jaman dulu broh. Sekarang banyak perusahaan yang bergantung pada para pengelola asset digital untuk mengelaola harta karun koleksi perusahaannya.
- PUSTAKAWAN (BUKAN) HANYA PEREMPUAN PARUH BAYA BERKACAMATA
Bagaimana dengan Indonesia? Paradoks, justru istilah Pustakawan sepertinya terkesan maskulin, kelaki-lakian. Tapi ada joke tentang profesi Pustakawan di indonesia. Pustakawan merujuk pada profesi dengan status lajang atau single. Jika dia sudah menikah, istilahnya berubah menjadi pustakawin he he he
- TAK SELAMANYA PUSTAKAWAN MENGELOLA BUKU
Pustakawan kudu gemar membaca. Lumrah bin wajib jika pustakawan mencintai sebuah buku. Tapi bukan berarti kita tak boleh berselingkuh dengan sepia nya pustakawan; menikmati bermain kartu, papan seluncur, video games playsatation, futsal, bermain rubrik, menulis, mendengarkan musik, mengikuti komunitas off road; kelompok diskusi dan banyak lagi!
Pustakawan suka membaca, tapi sebagian besar umur kita tidak harus dihabiskan dengan membaca buku teks, Pustakawan harus kreatif; menulis, membuat paket informasi; punya kemampuan editing gambar; capat membuat database, mampu memahami logika bahasa pemrogramman; membuat blog, dll
- PUSTAKAWAN JUGA TERTARIK DENGAN TEKNOLOGI
- MENJADI PUSTAKAWAN (BUKAN) KARENA TERPAKSA
Bagaimana kalau pengandainya kita balik, agar menjadi sesuatu yang positif, Untuk itu kita tentukan dulu goalnya, tujuannya, bukan memakai kacamata kuda, misalnya, untuk menjadi pustakawan yang kaya, gimana caranya? Bergeraklah untuk meraih goal tersebut, jangan berkeluh kesah sepanjang usia merenungi nasib. Masih banyak ruang ruang kreatif yang bisa kita warnai dalam kepustakawan ini.
Superman Is Dead, ..but Pustakawan Isn”t Dead
0 komentar:
Posting Komentar