Hari itu Bulan dapat undangan
rapat melalui wasap dari salah seorang
pejabat struktural di kantornya. Usut
punya usut ini bukan sembarang rapat. Dari daftar undangan yang dikirim, hampir
semua peserta rapat adalah mereka yang memiliki background TI (Teknologi Informasi). Dan sebagian besar pula
adalah kaum Adam. Kaum Hawa? Ya ada, hanya dua tau tiga orang saja dari
keseluruhan anggota rapat yang berjumlah 29 orang. Dan Bulan, satu-satunya
pustakawan yang diundang tersebut.
Apakah gerangan agenda yang dibahas?
Dari surat undangan yang di baca Bulan, dikatakan bahwa rapat ini akan membahas
mengenai integrasi data. Ya, satu dari
tiga keputusan besar yang dihasilkan dari Rakernas di lembaganya awal tahun
2019 ini adalah Integrasi Data. Tahun ini dijadikan sebagai tahun sadar data. Karena
itu bahasan ini menjadi penting dan melibatkan mereka yang berkecimpung dalam
pengelolaan data.
Apa sih Bulan hasil
rapatnya. Intinya, lembaganya akan membuat suatu sistem informasi yang merupakan pintu masuk pencarian untuk seluruh data
yang berada di lembaganya. Ide
ini disampaikan oleh Sang Profesor sebagai staf ahli Menteri Bidang Manajemen dan
Informasi yang juga hadir dalam rapat tersebut. Harapan dari
adanya sistem satu pintu ini adalah mensistematisasi
dan mengintegrasikan sistem
aplikasi layanan, manajemen data dan informasi. Hal ini agar data dan informasi dapat diakses secara efisien melalui satu pintu
digital. Efeknya adalah lembaganya dapat memberikan layanan publik yang
efektif dan efesien terkait layanan data dan informasi.
Wow Bulan excited banget, mengikuti jalannya
rapat, mendengarkan masukan dan tanggapan, bahkan Bulan pun ikut berkomentar.
Bulan menyampaikan pengalamannya selama ini di perpustakaan. Banyak masyarakat
luas, mulai dari pelajar, mahasiswa, peneliti, dosen, guru, sampai masyarakat
umum mencari informasi tentang
lembaganya di perputakaan. Banyak yang
bisa dijawab kebutuhan informasinya, tetapi tidak sedikit pula perpustakaan tak
mampu melayanani dan memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Apa
penyebabanya? Tak lain dan tak bukan adalah masalah data yang belum terintegrasi
dengan baik alias data
tersebar dan berserakan.
Mimpi Bulan agar di lembaganya ada satu pintu
penelusuran (one search) seperti
halnya One Data dari Kominfo atau IOS dari perpusnas, mendekati kenyataan.
Selama ini Bulan bukan tinggal diam. Dia sudah mencoba melakukan diskusi pada
pihak-pihak terkait baik secara formal dan informal, melakukan pendekatan
personal dan juga menuliskan gagasannya di media yang ada di lembaganya.
Usahanya memang butuh waktu. Sembilan tahun mimpi itu menggelantung, dan tahun
ini ada yang mencoba membangun mimpinya. Seolah-olah Allah SWT menjawab mimpinya.
Satu lagi nih
mimpi Bulan bakal jadi kenyataan juga. Apa itu? Ketika tahu 2013, Bulan ingat
pernah diskusi panjang dengan seorang peneliti di lembaganya yang masih sangat
muda dan energik. Apa sih yang dibicarakan. Intinya ada 8 usulan yang Bulan
lontarkan. Satu diantaranya adalah ”...dan
yang tak kalah penting adalah peneliti litbang itu harus menulis di jurnal
internasional...dan kalo bisa semua hasil penelitian llitbang juga ditranslate
ke dalam bahasa inggris sehingga lebih menjangkau pasaran yang lebih
luas...yakni dunia internasional....” begitu kira-kira bunyinya.
Nah,
Bulan jadi teringat dengan undangan via wasap yang mengajaknya untuk ikut test
IELTS baru-baru ini. Wow, Bulan senang dapat ikut test ini karena kalau di luar
biayanya jutaan. Sebenarnya tes ini diadakan oleh lembaganya bagi para peneliti.
Kepala puslitbang yang membidangi kegiatan ini menyampaikan bahwa test ini
ditujukan sebagai awalan untuk meningkatkan skill peneliti dalam menulis karya
ilmiahnya dalam bahasa Inggris dan dikirim ke jurnal internasional. Dan dalam
perkembangannya bisa jadi program menerjemahkan karya kelitbangan selama
ini ke dalam bahasa Inggris tidak selalu
menemui kebuntuan karena keterbatasan bahasa Inggris yang dimiliki
penelitinya. Lagi-lagi ini seolah
menjawab mimpi Bulan.
Memang
impian Bulan bukan barang baru. Bisa jadi lembaga lain 10 atau 20 tahun sudah
jauh melesat. Setidaknya Bulan bergerak dan berusaha. Teruslah bermimpi Bulan,
kalaulah tidak sekarang, mimpi itu tetap akan terwujud walaupun harus menunggu
bulan, tahun, atapun abad mendatang. (oleh Hariyah A.)
0 komentar:
Posting Komentar