Buku aja dijaga apalagi kamu ….
Oleh: Dewi Istiqomah
"Ini lohh penjaga perpustakaannya ……"
Itulah kata yang terucap dari teman-teman staf ketika ada tamu berkunjung ke perpustakaan ku.
Spontan makjleb dengernya dan agak shock karena untuk pertamakalinya ketika aku berpindah tugas di Perpustakaan SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta mendengar kata-kata itu. Secara nalar mungkin benar ya, tetapi ada kata-kata yang lain yang mungkin bisa lebih enak untuk didengar, harapan saya siih seperti itu.
Profesi pustakawan ini memang hal baru bagiku secara ilmu juga tidak dibidangnya tetapi dengan pelatihan, seminar, dan workshop kepala perpustakaan sudah membuat aku mampu untuk bergerak lebih baik dan dari itu aku semakin bertekad untuk memajukan perpustakaan meskipun masih banyak fasilitas yang belum dimiliki, tetapi semua butuh proses untuk berprogress, berawal dari kata-kata temen sekantor yang berucap, “sampai botak juga ga akan mampu berkembang perpustakaan di sini”
Credit: Openclipart |
Seperti disambar petir mendengarnya, segera aku ambil langkah positif dari kata-kata itu, aku jadikan cambuk untuk memotivasi diriku sendiri menuju yang lebih baik.
Tidak gampang memang hambatan pasti akan selalu ada, bodo amat lah ya asal niatnya baik inshaa allah hasilnya juga baik.
Tibalah program pertamaku di perpustakaan, mungkin sama dengan kondisi perpustakaan yang lainnya aku datang sudah disuguhi dengan buku bertumpuk banyak sekali dan berdebu dan belum sama sekali tersentuh belum ada label apalagi system otomasi, lebih banyak koleksi buku paket pelajaran daripada fiksi dan sebagainya, itupun semua termasuk koleksi buku-buku yang lama bangettt, debu dan bau nya juga bisa bikin sesak napas … masya allah
Akhirnya aku penyiangan untuk buku-buku paketnya yang sudah tidak layak. dilanjut dengan label, Alhamdulillah ada temen yang bantu untuk otomasi nya itupun baru sebatas label yang lain masih manual, menurutku yang penting sambil jalan dengan program perpustakaan dan literasi nya dulu, dari Dinas perpustakaan kota pun turut membantu dan mengawasi untuk kegiatan perpustakaannya.
Sebenarnya berasa minder juga jika berkumpul dengan pustakawan-pustakawan yang lain semua dengan banyak kelebihan dan berbagai fasilitas diikuti dengan salary yang tinggi juga menurutku dibanding dengan posisiku disini. Apalagi mereka yang sudah mengikuti akreditasi perpustakaan, aku hanya bisa membayangkan kapan itu akan terjadi di perpustakaanku ??????
Seiring berjalannya waktu perpustakaan yang kukelola ini sudah menunjukkan perubahan yang signifikan, pemgunjung makin meningkat meski ada yang sekedar ngadem, curhat, bercanda, dan sedikit yang membaca tetapi aku yakin bermula dari sini lah anak-anak akan terlatih untuk tahu tentang koleksi buku perpustakaan. Untuk kegiatan literasi kita sudah rutin adakan untuk kelas 7,8 dan 9 bahkan sudah banyak pengembangan kegiatan literasi yang sudah diprogramkan dan berjalan lancar. Beberapa pengembangan kegiatan literasi itu antara lain, Layanan Monica dari Perpustakaan kota Yogyakarta setiap minggu ke-2 dan ke-4, ada games-games kelas literasi, pernah ikut dalam sanggar menulis dan beberapa siswa ada yang masuk dalam antologi karya tulisnya, mengikuti lomba mading dari Perpustakaan Kota Yogyakarta, Alhamdulillah masuk dalam juara.
Memasuki semester genap ini kita program kan untuk Gerakan Sedekah Buku, One person One Book, dan Alhamdulillah sudah berjalan juga meski ada beberapa kelas yang belum sama sekali melakukannya.
Yahh beginilah tulisan saya sebagai pustakawan, kaum minoritas yang selalu ditekan dengan segala birokrasi, tidak disukai karena program atau yang lainnya, mungkin tidak pernah dianggap karena selalu berbeda baik dari segi apapun tetapi tetep qusnudzon dengan apa yang terjadi, tetap berkarya dengan segala keterbatasan, semangat untuk berproses yang berprogress.
Tidak mengumbar janji tetapi bukti sudah menunjukkan ke arah yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
Terima Kasih banyak sudah bisa bergabung dengan teman-teman yang luar biasa dan istimewa ini semoga selalu bisa sharing dan memotivasi untuk menjadi yang lebih baik.
Inilah bukti bahwa pustakawan bukan sebagai penjaga buku atau penjaga perpustakaan, sudah banyak kegiatan yang dilakukan sebagai penyedia informasi dan penyampai informasi ….
Layakkah kita disebut sebagai guru pustaka ????????
Sekali lagi hilangkan image pustakawan bukan sebagai penjaga buku ….
0 komentar:
Posting Komentar