Mari kita menjadi kuat dan hebat dengan bekerjasama."
Oleh: Rahayu, S.Pd., S.l.Pust.*
Pustakawan sekolah tidak sama dengan pustakawan sekolah tinggi. Pustakawan sekolah ada di lingkungan sekolah menengah sedangkan pustakawan sekolah tinggi ada di lingkungan pendidikan tinggi.
Saya dulu diterima bekerja di perpustakaan sekolah karena dicari dan dibutuhkan untuk mengelola perpustakaan. Saat itu kepala perpustakaan adalah seorang guru yang mengajar dan juga seorang PNS di sebuah Rumah Sakit.
Credit: Pixabay |
Tugas yang menantang untuk mengelola perpustakaan yang "mati suri" karena hanya membuka layanan jika ada siswa yang ingin meminjam buku. Sehingga bisa dikatakan jam layanan sangat terbatas.
Pekerjaan dimulai dari membuat peraturan, administrasi, menata koleksi dan menata ruangan. Setelah itu pekerjaan berlanjut ke pengembangan koleksi. Dengan ada koleksi baru mulai ada kunjungan dan terasa suasana perpustakaan sekolah yang "hidup".
Pustakawan dilibatkan dalam pengembangan sekolah dengan mengikuti persiapan dan proses akreditasi. Dengan nilai akreditasi yang baik maka kami dipercaya untuk konversi dari institusi sekolah menjadi akademi dan terus berlanjut hingga menjadi institusi sekolah tinggi.
Banyak tahapan yang harus dilalui untuk perubahan bentuk institusi. Dari awalnya perpustakaan yang dikelola secara manual, kemudian otomasi perpustakaan dan perpustakaan digital (dalam proses perencanaan).
Kami harus selalu bersyukur atas semua pencapaian ini dan tidak boleh merasa puas. Karena masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk pengembangan perpustakaan terutama layanan perpustakaan.
Untuk mencapai tujuan lembaga perpustakaan, pustakawan harus bekerjasama dengan semua pihak. Mulai dari pimpinan, dosen, staf dan mahasiswa serta pihak lainnya. Mari kita menjadi kuat dan hebat dengan bekerjasama.
*Pustakawan STIKes Budi Luhur Cimahi
0 komentar:
Posting Komentar