Budaya minimalis semakin
digandrungi oleh individu-individu saat ini, budaya tersebut mengagungkan
bentuk kelapangan sehingga membawa kebahagiaan. Minimalis merupakan upaya untuk
menjelaskan tentang konsep sederhana dengan melihat dari segi ruang maupun segi
kejiwaan, sehingga dapat memberikan efek psikologis yang menenangkan dan
membahagiakan bagi para penganutnya.
Seperti yang selalu digaungkan
oleh para tokoh-tokoh minimalisme Minimalism
has helped us to Eliminate our discontent, Reclaim our time, Live in the moment,
Pursue our passions, Discover our missions, Experience real freedom, Create
more, consume less, Focus on our health, , Grow as individuals, Contribute
beyond ourselves, Rid ourselves of excess stuff, Discover purpose in our lives
Salah satu aplikasi dari budaya
minimalis ini adalah decluttering
atau budaya beres-beres. Beberapa pembaca pernah mendengar atau bahkan sudah membaca
konsep beres-beres ala Marie Kondo, minimalist lifestyle ala Fumio Sasaki, Ryan
Nicodemus, Joshua Fields Millburn. Nama-nama tersebut adalah tokoh-tokoh yang
menggaungkan budaya minimalis, sederhana dan simple. Salah satu yang terkena
dampak pengaplikasian konsep beres-beres atau minimalist lifestyle adalah, koleksi buku-buku dan majalah-majalah
yang disimpan oleh para pemiliknya. Istilah termudah dari menjelaskan tentang decluttering adalah aktifitas untuk
menata ulang dan mengurangi timbunan barang yang kita miliki. Decluttering
lebih memfokuskan pada apa saja yang
perlu disimpan, dan bagaimana menata
ulang benda yang disimpan itu.
Koleksi buku dan majalah
merupakan yang paling top menjadi kendala bagi para minimalis dalam proses
menjalankan decluttering. Karena biasanya
buku-buku dan majalah tersebut menyimpan banyak kenangan bagi pemiliknya, dalam
otak pemilik terkadang bermunculan suara-suara sumbang seperti “Sebagai orang
yang sangat gemar membaca buku, ada budget khusus untuk membeli “makanan
pikiran” ini. Pola beli-baca-simpan terus berulang, rak buku pun beranak pinak,
cepat sekali terisi dengan deretan penghuni yang memikat hati. Hingga sebagian
besar semakin jarang tersentuh ulang, untuk dibaca lagi.”
Source : www.evazahra.com |
Berbeda dengan lembaga yang kita
bilang perpustakaan, lembaga satu ini selalu setiap tahunnya mengumpulkan
buku-buku untuk menambahkan koleksi nya menjadi semakin mutakhir dan komplit. Malahan
salah satu perpustakaan lembaga pemerintah yang melakukan weeding
decultering menjadi olok-olokan dari banyak orang (entah itu orang yang
menggunakannya atau hanya numpang lewat). Padahal dengan budaya minimalis itu
mungkin perpustakaan tidak menjadi lembaga yang berkesan kuno tetapi lembaga
yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman, begitupun pustakawan yang ada
didalamnya mungkin dapat menjadi lebih bahagia dan lebih tenang. Sehingga kosongkanlah
perpustakaan anda buatlah lebih lapang dan nyaman dipandang mata.
You don’t have to be a people pleaser, you don’t do good to look good,
you don’t do mainstream to look normal, you don’t have to follow what others
do, you don’t have to mimicking them. All you need is let go things in your
life so you can be in a better life.
Saya kalo baju bisa declutter, tapi kalo koleksi buku? No no no
BalasHapusKarna kebanyakan buku yang saya beli adalah buku-buku bagus dan asli, jadi ada nilai perjuangannya. Bukunya mau saya simpen, nanti kalo anak saya udah besar biar dia bisa baca buku-buku bapaknya.
iyaps, berapa lama lagi anaknya besar mas?hehehe...
BalasHapusjadi di rumahnya ada perpustakaan pribadi mas?hehehe