Ini menjadi hari yang terberkati bagi Bulan sang
Pustakawan. Apa gerangan? Tepatnya 15 Mei 2019, Bulan dan teman-teman
di perpustakaannya berhasil mengadakan sebuah acara yang cukup atraktif, seru dan
menarik perhatian. Acara perdana yang belum ada sebelumnya. Tepatnya di Bulan
Ramadhan yang penuh berkah ini, seolah menjadi suasana yang turut meliputi
keberkahan dan kegembiraan acara ini.
Gagasan untuk membuat acara ini sudah lama bergelayut di
benak Bulan. Tapi Bulan masih bingung bagaimana memulainya. Situasi dan kondisi
saat itu belum memungkinkan untuk bergerak. Ndilalahnya,
saat itu temannya yang bekerja di perpustakaan Japan Foundation menghubunginya untuk mengikuti acara Bibliobattle. Temannya tahu kalau Bulan
memiliki beberapa buku yang sedang dibacanya. Begitu pula temannya Bulan ini
juga mengontak teman-temannya yang lain untuk mengikuti kegiatan ini. Dari
teman-temannya itu, Bulan kenal beberapa orang yang memang suka dan hobi
membaca buku.
Sampailah Bulan pada kesempatan untuk menguatkan dirinya
mengusulkan kegiatan ini pada pimpinan. Sebelum melaporkan pada pimpinan
tentang rencana kegiatan ini, Bulan sudah memastikan bahwa konsep acara yang
sedang direncanakannya ini sudah jelas. Bulan mencontoh temannya yang pernah
mengadakan acara ini di perpustakaan Japan
Foundation dengan cara terlebih dahulu mengontak calon peserta potensial.
Pertama-tama Bulan mencari calon peserta yanag berpotensi
bisa mengikuti bibliobattle.
Menggunakan buku pengunjung perpustakaan untuk mencari nama-nama peserta yang
potensial, rupanya cukup membantu. Setelah beberapa pemustaka dihubungi, ada
yang bisa, ada yang tidak, ada yang masih ragu-ragu, ada yang gak pede, ada
yang gak siap, ada yang tiba-tiba dapat tugas luar kantor dan beragam alasan
lainnya. Bulan tidak patah semangat. Bulan hanya perlu lima nama saja yang
potensial.
Setelah hunting para
pemustaka--yang notabene adalah pegawai di lembaga tempat Bulan bekerja di mana
sebagiannya sudah Bulan kenal--akhirnya daftar nama peserta pun terkumpul. Bulan mencoba menjelaskan konsep bibliobattle supaya peserta paham acara
yang akan diikutinya. Undangan acara baik tercetak maupun pdf dikirimkan ke mereka. Bulan
pun membuat infografis dengan canva (maklum pustakawan yang satu ini
baru bisa pake canva.com, itu pun belum professional) dan sedikit
catatan tentang apa itu bibliobattle
di-share ke calon peserta tersebut.
Hari H semakin mendekat. Bulan me-reminder calon peserta. Bulan dan teman-teman panitia juga
mengkordinir teman-teman yang ada di unitnya untuk menghadiri acara bibliobattle ini. Semua informasi
tentang kegiatan ini baik yang dibuat dalam bentuk infografis atau narasi singkat,
di share ke semua grup wasap yang ada
di kantornya, ke media sosial yang
dimilki perpustakaan hingga website lembaga. Wah pokoknya media apa saja dipakai deh.
Taraaa…hari H pun tiba. Selalu ya, setiap acara gak ada yang
mulus, pasti selalu ada saja satu dua kendala. Tetiba pagi-pagi peserta dari
Bimas Budha berhalangan hadir. Mendadak ada tugas dari pimpinan yang tidak bisa
ditinggalkan. Tinggalah Bulan bingung, siapa ya penggantinya. Sebenarnya empat
peserta saja gak masalah, tapi Bulan berusaha cari pengganti. Walhasil orang
yang dimaksud ketemu juga. Entah kenapa tetiba Bulan ingat pernah melayani pemustaka
dari Bimas Hindu.
Mencoba menghubungi dan mengajaknya untuk kegiatan bibliobattle dan ternyata responnya
cukup baik, padahal Bulan yakin pemustaka ini belum paham banget konsep acara
yang dimaksud. Demi memberikan informasi yang lengkap dan sejelas-jelasnya,
pagi sebelum acara dimulai, Bulan mengirimkan rekannya menemui peserta tersebut
di lantai 15, memberikan undangan dan menjelaskan acara yang dimaksud. Uniknya
peserta ini memang tidak punya HP android, sehingga Bulan tidak bisa wasap dan share informasi secara cepat dan jelas. Tapi misi ini beres.
Lengkap sudah peserta ada lima orang. Ada dari Balitbangdiklat, ada dari Bimas
Islam, PKUB (Pusat Kerukunan Umat Beragama), BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan
Produk Halal) dan dari Bimas Hindu tersebut.
Tepatnya di lantai dua ruang sidang perpustakaan, acara ini
digelar. Setelah dibuka oleh kepala bagian dan Bulan pun sudah menyampaikan
aturan main acara ini, maka mulailah satu persatu para peserta atau presenter menyampaikan review buku vaforitnya selama lima menit
di hadapan penonton yang kurang lebih sekitar 25 orang. Kemudian dilanjutkan
dengan tanya jawab selama dua atau tiga menit, begitu seterusnya sampai peserta
ke lima. Hingga diakhiri dengan vote
dari para penonton dan juga peserta, siapakah yang mendapat suka atau like terbanyak
dengan mengangkat tangan mereka untuk
masing-masing presenter.
Begitulah acara bibliobattle ini akhirnya bisa terwujud. Walaupun penonton
tidak banyak tetapi cukup ramai dan meriah. Suasananya pun cukup cair, akrab, dan ramah. Buku yang direview oleh peserta pun menarik
semua. Ada Ensiklopedia Juz Buah dan Sayuran untuk Pengobatan karya Abednego
Bangun, Atomic Habits karya James Clear, Buku Sastra Bumi Manusia karya
Pramoedya Ananta Toer, Energi Ilahi Tilawah karya Subhan Nur dan Novel Ayah
karya Andrea Hirata. Bulan merasakan kebahagiaan yang tidak terkira. Banyak hal
atau kejadian unik yang terjadi di sini. Dan Bulan banyak mengambil hikmah yang
sangat berharga dari sini. Apa sih yang
unik-unik tersebut.
Unik pertama, saat Bulan memanggil presenter pertama (meski tidak dibuat nomor urut peserta), dengan
serta merta presenter dari Bimas Hindu,
sebut saja Ibu Made maju sebagai presenter
pertama. Seperti apa sih profil Ibu Made. Ibu Made peserta yang paling tua
usianya, dua tahun lagi akan pensiun. Beliau berperawakan kecil bahkan
cenderung kurus. Bicaranya lambat dan pelan. Beliau generasi X berarti ya,
salah satunya terlihat dr HP nya yang jadul yang penting bisa buat nelpon, gak punya wasap, gak ada email dan
sejenisnya hihihi.
Tetapi beliau senang membaca buku. Sebagai Pustakawan Bulan
mengamati Ibu Made ini senang membaca tentang dua hal, yakni tema kesehatan dan tema
keagamaan. Uniknya buku keagamaan yang dibacanya adalah buku keagamaan Islam
bukan buku keagamaan Hindu sesuai dengan keyakinannya. Sempat Bulan ngobrol
dengan beliau tentang kesukaannya membaca buku keagamaan Islam, kata beliau
karena dua hal: pertama dulu waktu sekolah dasar pernah diajar oleh guru
beragama Islam, orangnya sangat baik dan berkesan bagi beliau hingga kini, yang
kedua keinginan yang tidak bisa dijelaskannya sendiri kenapa beliau suka dengan
buku keagamaan Islam.
Kembali pada biblioibattle,
Ibu Made menyampaikan buku yang dibacanya tentang Juz Buah dan Sayuran untuk
Kesehatan. Menariknya apa yang
disampaikan dalam buku itu sudah dipraktekan sendiri oleh Ibu Made ini. Beliau
menyampaikan bahwa dirinya kekuarangan Ph
dan minyak dalam tubuh. Karena itulah dirinya terlihat sangat tua, kurus,
kecil bahkan sempat wajahnya seperti tengkorak saking tidak adanya daging.
Beliau bahkan memasrahkan dirinya jika harus segera menghadap Yang Maha Kuasa.
Tetapi takdir berkata lain. Sedikit demi sedikit beliau mulai
pulih, wajahnya mulai nampak segar, badannya mulai berisi, jalannya mulai tegap.
Inilah salah satunya berkat buah dan sayur yang menjadi terapi kesehatannya.
Yang bukunya beliau presentasikan, yang bukunya adalah juga koleksi
perpustakaan. Luar biasa. Bulan juga penonton lainnya sampai terpana dan ternganga mendengarkan kisah beliau. Karena
beliau tidak tuntas menyampaikan bukunya dalam lima menit, maka mengundang penasaran penonton, banyak yang
akan bertanya, tetapi waktu tiga menit
yang membatasi. Seru sekali sesi awal ini. Seisi ruangan bergemuruh karena
tepuk tangan penonton atas penampilan Ibu Made yang luar biasa.
Unik yang kedua adalah, saat presenter kedua sedang
menyampaikan review bukunya, pimpinan
Bulan yang eselon dua, yang juga Sekretaris Balitbangdiklat, yang juga seorang professor,
turut menghadiri acara ini, turut
bertanya jawab dengan presenter dan menyaksikan acara ini hingga akhir. Wow, ini
adalah dukungan moril yang luar biasa. Sedikit ada pimpinan yang mau meluangkan
waktunya diantara kesibukannya yang cukup padat, untuk menghadiri acara seperti
ini. Itu artinya acara bibliobattle
ini menarik dan mengundang penasaran pimpinan. Kereen.
Unik yang ketiga adalah presenter
keempat, yang mereview bukunya
sendiri. Sebut saja Bapak Nur. Selama ini Bulan mengamati beliau sebagai pemustaka yang rajin ke
perpustakaan dan rajin pula meminjam buku. Hanya sebatas itu. Tetapi ternyata beliau juga seorang penulis. Sudah lima buku
yang ditulisnya. Salah satu yang dipresentasikan pada acara ini adalah Energi
Ilahi Tilawah. Buku ini menjadi menarik karena bukan semata teori tetapi ada
penelitian dalam buku ini yang kemudian relasinya ke terapi kesehatan khususnya penyakit asma. Penonton
pun dibuat penasaran dengan buku ini dan banyak pula yang bertanya walaupun
waktunya tidak memadai. Bahkan pimpinan sampai mengusulkan buku ini dibedah
khusus dalam acara bedah buku selanjutnya. Kereen.
Unik yang keempat, Bulan hampir mengenal semua penonton acara
bibliobattle. Diantara mereka ada
yang gak suka baca buku, ada yang
pendiam, ada yang pemalu, ada yang cuek dan sejenisnya. Tetapi mengikuti acara bibliobattle ini membuat mereka mau
bertanya, mau merespon, mau berkomentar, mau berbagi pengalaman dan sebagainya.
Wah ini luar biasa. Suatu yang harus terus dibudayakan. Ini menjadi ajang
berbagi pengetahuan, pengalaman, belajar bebicara, belajar manajemen waktu dan
banyak lagi. Contoh Ibu Made, walaupun sudah tua mau berbagi, tidak malu,
percaya diri, dan mau belajar. Tentu ini contoh dan praktik baik buat yang
muda-muda. Ini menjadia awal bergeliatnya budaya baca di lembaga Bulan sesuai moto bibliobattle yaitu
Know People through Books, Know Book
Through People (Mengenal orang
melalui buku, mengenal buku melalui orang).
Unik yang kelima adalah follow
up dari acara ini. Atas usulan Bulan kepada pengelola website lembaga dan disetujui pimpinan, maka para peserta bibliobattle diberikan kesempatan untuk
menuliskan review bukunya dan akan
dimuat di website lembaga dengan diberikan
honor penulisan. Wow, ini nih ibarat gula yang akan didatangi semut, hihihi.
Dan unik yang keenam adalah, acara ini di Bulan Ramadhan Kareem,
bulan yang penuh berkah, ampunan dan rahmat Allah SWT. Semoga acara ini menjadi
media kebaikan buat bersama, acara yang mendapat keberkahan dariNya, dan menjadi
acara yang bisa dirutinkan. Bulan jadi teringat pada Bulan Ramadhan ini pula
lah pelantikannya sebagai pejabat fungsional pustakawan bermula. (Hariyah A.)
Weih, sebuah acara yang keren. Bisa dimassalkan untuk mendongkrak minat baca masyarakat nih...
BalasHapusbetul bagus buat semua kalangan, mulai dari anak SD, kalangan akademisi sampai masyarakat umum
BalasHapus