Pagi ini di kantor cukup cerah.
Seperti biasanya Bulan sang pustakawan siap menyambut dan melayani pemustaka.
Kali ini ia kedatangan pemustaka, seorang peneliti. Bulan dan sang peneliti itu
sudah saling mengenal karena sang peneliti tersebut rajin ke perpustakaan. Pak
Din begitu panggilannya. Setelah berbincang-bincang, Bulan menyampaikan
keinginannya, “Pak, mohon izin bisa kah saya dimasukkan ke grup peneliti. Ya
siapa tau saya bisa bantu menginformasikan segala hal yang dibutuhkan peneliti.
Ya bisa buku-buku terkait atau informasinya lainnya pak.”, begitu jelas Bulan
kepada Pak Din.
“Boleh mbak, dengan senang hati. Tapi
jangan kaget ya, orangnya cacah-rucah, macem-macem, diskusinya juga
ngalor-ngidul’, terang Pak Din sambil senyum-senyum simpul. “Ya gak apa-apa
pak. Yang penting bisa menginformasikan kegiatan perpustakaan, layanan kita dan
apa yang bisa kami bantu pak,” terang Bulan dengan semangat. Ya tentu saja yang
diikuti Bulan adalah grup wasap peneliti.
Bagi Bulan Pak Din ini istimewa.
Selain rajin ke perpustakaan, beliau
juga adalah ketua himpunan peneliti skala nasional. Sekolah S2 dan S3 nya dihabiskan
di Australia. Nah bersyukurnya Bulan sudah cukup akrab dengan Pak Din.
Kadang-kadang mereka berdiskusi banyak hal. Bulan pun mendapat banyak informasi
terkait dunia kepenelitian dan hal lainnya yang bisa memberikan inspirasi. Dari
sinilah Bulan bisa menawarkan apa yang
perpustakaan bisa bantu buat mereka.
Lebih teristimewa lagi dalam waktu
dekat ini Pak Din akan melaksanakan pengukuhan professor riset. Apakah Pak Din
sudah tua sebagaimana sering digambarkan layaknya seorang professor yang tua dan kepalanya botak? Oh
tentu saja tidak. Pak Din ini masih muda, energik dan supel. Pak Din patut
menjadi contoh. Diusia muda mampu menghasilkan
banyak karya.
Suatu ketika Pak Din chat wasap dengan Bulan, menanyakan
apakah di perpustakaan ada buku yang sedang
dicarinya. Dengan sigap bulan mencarinya di OPAC.
Jreng…langsung ketemu. Lantas Pak Din share di wasap grup peneliti. “Älhamdulillah
buku yang saya cari ketemu. Ini buku lawas terbitan tahun 1999. Buku ini hancur
berikut perpustakaan dan ruang kantor lainnya karena diterjang banjir saat saya
di daerah. Bersyukurnya buku ini dikoleksi oleh perpustakaan pusat. Salut buat perpus. Di sini ada tulisan
saya dan beberapa teman lainnya. Tulisan ini akan memperkaya referensi untuk
naskah orasi ilmiah saya”, begitu jelasnya sambil menampilkan cover buku yng dimaksud. Selanjutnya Pak
Din bilang, “Terima kasih mbak Bulan sudah membantu mencarikan buku ini,” tambahnya
lagi. “Siap Pak, kami siap membantu. Kami siap jadi mitra peneliti, “ begitu
balas Bulan dengan percaya diri.
Cerita Pak Din soal buku yang kena
banjir, membuat Bulan jadi berfikir. “Wah saya gak tau menau soal buku ini sebenarnya.
Buku ini sudah ada di perpus sebelum saya bergabung di sini. Ini jasa pendahulu sebelumnya yang
mengumpulkan semua terbitan lembaga di sini. Beruntung Pak Din, ada perpus yang
jadi andalan” begitu Bulan membatin. Bulan jadi semangat untuk menjalankan
fungsi perpus deposit dengan baik.
Kembali ke Pak Din. Pada kali yang
lain, Bulan sedang bertugas memandu sebuah pameran pada ajang konferensi Islam
yang berskala besar. Di sana Bulan selain memamerkan buku-buku dan jurnal terbitan lembaganya, juga membagikan sebagian
buku tersebut kepada pengunjung pameran secara gratis. Nah disini lagi-lagi Bulan
mendapati beberapa chat di wasap grup peneliti dimana Pak Din
komentar, “Satu lagi referensi untuk naskah orasi saya ada di jurnal ini.
Jurnal yang usianya sudah cukup panjang. Semoga jurnal ini kelak terindeks
global. Ini tulisan lawas saya tahun 2005,” jelas Pak Din. Sejurus kemudian
nampak cover jurnal tersebut dan
artikel yang dimaksud yang semuanya dalam bahasa Inggris. “Terima kasih tim
perpustakaan mbak Bulan keren nih. Saya ketemu dengan tulisan saya yang cukup
penting ini”, sambungnya dengan senang hati.
Bagi Bulan, Pak Din memang spesial.
Bagaimana tidak. Bulan menawarkan layanan antar jemput buku bagi pemustaka di
kantornya. Mengingat peneliti sibuk dan hampir tidak pernah sempat ke
perpustakaan. Tim Bulan sudah membuatkan
infografisnya dengan begitu menarik. Nah Pak Din pun tahu layanan ini karena dishare oleh Bulan di wasap grup peneliti. Tetapi Pak Din bukannya menghubungi nomor wasap bisnis tersebut tetapi datang
langsung ke perpustakaan dan mencari buku yang dimaksud.
Jangan-jangan Pak Din gayanya
konvensional nih. Apakah Pak Din gaptek alias gagap teknologi bukan tipe yang akrab dengan gadget? Oh tentu saja
tidak. Pak Din cukup literate, dengan
teknologi tidak kudet alias kurang
update, dengan media sosial pun cukup lincah dan sering berselancar di dunia
maya. Pak Din juga sering mengikuti dan presentasi papernya di luar negeri. Menurut
kacamata Bulan, Pak Din ini ingin seimbang. Pak Din senang ke perpustakaan yang
secara konvensial mengoleksi buku-buku dewa
yang masih jadi referensi. Sumber yang otoritatif. Sumber online pun tetap digunakan yang
peng-akses-annya sesuai kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Dua model
ini diistilahkan hybrid library.
Bahkan lebih dahsyatnya lagi Pak Din
menghibahkan sebagian besar buku-bukunya ke perpustakaan. Semua buku ini
menurut Bulan cukup bagus dan penting. Ini bisa menjadi referensi bagi peneliti
ataupun pemustaka lainnya. “Saya serahkan buku-buku ini untuk perpustakaan. Ya
saya kalo perlu tinggal pakai di sini. Nilai kebermanfaatannya juga lebih besar
di sini daripada saya taro di rumah”, jelasnya sambil menandatangani serah
terima buku dari Pak Din ke perpustakaan.
Sepertinya Bulan cukup terkesima
dengan pemustaka yang satu ini. Mau berbagi ilmu juga berbagi buku. Kalo ada reward untuk user seperti ini pasti seru ya dan Pak Din pasti juaranya, hihihi.
Bagus juga suatu ketika nanti perpustakaan bikin acara knowledge sharing, pikir
Bulan. Kepakaran para peneliti perlu juga dieksplore. Pak Din, semoga lancar
dan sukses acara pengukuhan profesor risetnya. Semoga banyak bermunculan
profesor-profesor riset muda lainnya, yang rajin ke perpus dan mau berbagi
pengetahuan.
Mantap tulisannya.menginspirasi dn sangat bersemangat.smoga smangat bulan bs nular dn ada peneliti kmi yg spt pk din juga.jd slg melengkapi.bravo
BalasHapusMas cocok deh jadi dosen. Daftar aja mas, sapa tau malah lebih berkembang.
BalasHapus