“Assalamu’alaikum…bisa bertemu Ibu Bulan”, sebuah suara mendarat
di telinga Bulan. Sementara orang yang mengucapkan salam tersebut sedang
berbincang dengan sekuriti kantor. Seketika Bulan langsung melambaikan
tangannya, pertanda tamu tersebut sudah melihat orang yang dimaksud.
“Pa kabar Mas Agung, sehat-sehat ya. Gak nyasar kan ke sini”,
tanya Bulan antusias kepada Agung dan temannya, Samuel. Bulan bisa langsung
menyapa karena nama mereka melekat di bead seragam kantornya.
“Alhamdulillah aman Mbak”, balas Agung tersenyum juga. Setelah
sekian lama saling bertanya dan berkontak via wasap, akhirnya
mendarat juga selembar sertifikat yang menjadi penilaian keberadaan
perpustakaan di mana Bulan bekerja selama ini. Kedua tamu Bulan berdiskusi dan
menyampaikan hasil akreditasi perpustakaannya kepada pimpinan setempat serta
berfoto bersama penyerahan sertifikat akreditasi perpustakaan.
“Kami sampaikan terima kasih. Semoga ini menjadi langkah awal kami
untuk lebih baik lagi pada masa-masa mendatang. Terima kasih Mas Agung dan Mas
Samuel atas kerjasamanya selama ini”, harapan pimpinan Bulan kepada kedua tamu
Bulan yang bekerja di Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) DKI Jakarta.
Mengikuti akreditasi perpustakaan memang tantangan tersendiri.
Bukan perkara mudah karena begitu banyaknya bahan dan berkas yang harus
disiapkan. Ini tentunya pekerjaan bersama, bukan pekerjaan satu dua orang saja.
Setidaknya dengan mengikuti akreditasi perpustakaan, usaha-usaha dan
pekerjaan-pekerjaan di perpustakaan pernah dinilai oleh pihak luar dan
perpustakaan mendapat rekomendasi, sudut pandang baru tentang apa saja tata
kelola perpustakaan yang masih harus diperbaiki dan dibenahi.
Bulan jadi berfikir tentang aneka ria reaksi
pustakawan di tempatnya bekerja dalam menanggapai segala hal ihwal tata kelola
perpustakaan termasuk diantaranya akreditasi perpustakaan. Dalam benaknya
muncul beberapa tipe pustakawan, yaitu:
1. Pustakawan
struktural. Bulan menyebutnya demikian karena pustakawan ini menjabat sebagai pejabat
struktural. Pustakawan tipe ini terkadang terjebak dalam ritme kegiatan yang
fokusnya adalah kegiatan berdasarkan penyerapan anggaran. Jika ada
masukan-masukan untuk munculnya inovasi baru di perpustakaan selalu dalihnya
tak ada anggaran. Padahal bisa saja inovasi itu nol rupiah atau dengan anggaran
minim, atau dengan revisi anggaran dan sejenisnya walaupun tekesan ribet dan njelimet.
Bahkan tidak jarang perpustakaan hanya melakukan copy paste kegiatan
seperti tahun-tahun sebelumnya yang terkadang kemanfaatannya juga masih harus
terus dikaji lagi.
2. Pustakawan
administratif. Nah Bulan menyebutnya demikian karena pustakawan tipe ini sibuk
sekali dengan dunia administratifnya. Dia sangat khusuk dan
cakap mendata atau mengiventarisir koleksi perpustakaan dalam buku besarnya.
Dia data sata persatu dalam excel-nya judul-judul mana saja
yang typo, salah kode, dan sebagainya. Hingga bagi dia,
pekerjaan pengelolaan perpustakaan yang inti adalah di sini. Baginya
perpustakaan harus rapi koleksinya, rapi pencatatannya, pengelompokkan atau
klasifikasi koleksinya benar. Menurutnya, jika koleksi saja tak tercatat dengan
baik bagaimana mau memberikan pelayanan pada pemustaka. Terkadang pustakawan
tipe ini malah jarang berinteraksi dengan pemustakanya.
3. Pustakawan
Penjajakan. Bagi Bulan pustakawan tipe ini adalah pustakawan yang bekerja
berdasarkan siapa yang menyuruh dan mempengaruhinya. Biasanya mereka adalah
para junior atau pegawai yang masih baru di perpustakaan.
Mereka akan bekerja jika diminta bantuan oleh pimpinan atau seniornya. Mereka
masih sungkan memberikan usulan atau masukan untuk perkembangan perpustakaan.
Masih takut-takut untuk berinovasi dan berkreasi. Masih sungkan dengan para
seniornya padahal bisa jadinya ilmu dan wawasannya sudah lebih baik dari
seniornya. Mereka masih meraba-raba pekerjaan dan memahami
situasi pekerjaan. Tetapi pekerjaan mereka bagus, memuaskan, dan
bisa diandalkan. Bagi Bulan tipe ini yang penting diberi kepercayaan dan
dukungan, maka mereka akan melesat luar biasa.
4. Pustakawan
Penggembira. Bulan menyebutnya demikian karena pustakawan model ini ada dan
tiadanya tidak membawa banyak manfaat. Usaha-usaha untuk mengembangkan dan
menjalankan tusi perpustakaan tidak dikuasai dengan baik. Dia cenderung sangat
pasif dan hanya menunggu siapa yang memerlukan bantuan. Pustakawan model ini
malas belajar dan tidak punya inisiatif. Ya terkadang mereka berasal
dari unit lain yang dimutasi ke perpustakaan, atau menjadikan perpustakaan
sebagai tempat transit sementara untuk mendapat unit tetap dimana dia akan
ditempatkan. Sebenarnya tipe ini sangat bisa diandalkan untuk bekerja sesuai
target yang diminta, tetapi kadung pustakawan lainnya sudah enggan untuk
memintanya bekerja secara full consentration.
5. Pustakawan
Humanis. Nah ini bagi Bulan tipe pustakawan yang unik dan luar biasa.
Pustakawan tipe ini tidak melulu sibuk dengan urusan adminstratif perpustakaan
maupun urusan anggaran perpustakaan. Baginya pemustaka yang datang ke
perpustakaan harus dilayani dengan baik. Dia akan selalu tersenyum ramah dengan
pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan. Menawarkan bantuan yang bisa
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sang pemustaka tersebut hingga tuntas. Tak
segan-segan pustakawan model ini akan selalu mem-follow up interaksinya
tersebut melalui komunikasi selanjutnya entah itu via wasap, media
sosial dan sejenisnya. Baginya perpustakaan harus hadir untuk menuntaskan dan
memenuhi hajat informasi yang dibutuhkan pemustakanya.
6. Pustakawan
Langitan. Wah apa pula tipe ini. Pustakawan tipe ini menurut Bulan yang paling
luar biasa. Pustakawan tipe ini visioner, merakyat, supel, low profile,
multitalenta, bersahaja. Semua tipe yang Bulan sebutkan sebelumnya ada padanya.
Pustakawan tipe ini paham akan dibawa kemana dan hendak bagaimana perpustakaan
yang akan dikelolanya. Dia paham pengelolaan perpustakaan berbasis anggaran,
dia juga paham pengelolaan perpustakaan secara administratif, dia berkolaborasi
dengan unit dan lembaga terkait, dia selalu menjalin kerjasama dan informatif.
Dia juga humanis membantu pemustaka hingga tuntas kebutuhannya, dan dia akan
selalu menyosialisasikan perpustakaan berikut layanan yang diberikan kepada
pemustaka di momen apa pun dia berada. Dia ingin perpustakaan hadir untuk
membantu para pemustakanya memenuhi segala kebutuhannya. Baginya apa saja
aktivitas yang bisa mengembangkan perpustakaan dan pustakawannya, tidak akan
dihalangi atau ditolak. Bahkan ia dengan semangat mendukung dan melakukan
apa-apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan perpustakaan tersebut.
Hmmmm, Bulan termenung.
Bulan melakukan pengamatan sederhana dan ternyata banyak juga ya tipe pustakawan
di tempatnya bekerja. Bagi Bulan tipe-tipe ini sebenarnya jika saling
melengkapi akan menghasilkan kinerja yang bagus dan luar biasa. Karena
sesungguhnya tidak ada manusia yang sempurna. Tidak ada superman atau superwoman.
Yang ada adalah super team. Begitupun tidak ada perpustakaan yang
sempurna. Semua koleksinya lengkap dan semua layanannnya tersedia. Perpustakaan
pun saling berkolaborasi dan bekerja sama. Membangun layanan bersama dan saling
melengkapi. Saatnya perpustakaan saling bekerja sama dan membangun
sinergi. Soal tipe tadi, kira-kira Bulan tipe yang mana ya…
Mantap pembagiannya mb. Make sense, terjadi di banyak tempat
BalasHapusKalau saya cukup jadi penggembira saja deh :D
BalasHapusSiapa tahu nanti saya bisa menjadi pustakawan langitan, tapi kayaknya masih terlalu jauh deh
Pustakawan langitan sepertinya sempurna banget itu. Bisa ini bisa itu
BalasHapusnice sharing!
BalasHapuslama enggak mampir perpustakaan
BalasHapusMohon maaf karena satu dan lain hal, tulisan ini mengalami pemotongan 70%
BalasHapus