Oleh : Dr. Ahmad Syawqi, S.Ag, S.IPI, M.Pd.I
(Pustakawan UIN Antasari Banjarmasin)
Seperti kita ketahui bersama bahwa saat ini bangsa Indonesia bahkan dunia seisinya sedang dihadapkan pada sebuah virus/wabah penyakit yang tak terlihat yang membuat seisi bumi takut dengan virus corona (covid-19) yang dinilai oleh manusia begitu berbahaya. Fenomena wabah virus corona (VC) yang muncul di awal tahun 2020 ini semakin lama semakin membuat kekhawatiran di seluruh dunia. Bagaimana tidak, virus yang muncul pertama kali di kota Wuhan provinsi Hubei China ini telah memakan korban lebih dari ribuan nyawa yang telah terinfeksi.
Semua pihak saat ini telah menyatakan siaga darurat untuk mengantisipasi penularan VC. Mulai dari individu maupun lembaga pemerintah telah menyerukan kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap wabah VC. Bahkan beberapa negara dunia telah melakukan isolasi beberapa kota, menutup jalur penerbangan dan bahkan me-lockdown dengan mengunci rapat semua pintu masuk ataupun keluar dari setiap negara terhadap orang yang ada di suatu negara sehingga tidak tertular dengan VC.
VC yang sampai saat ini masih terus dicari penangkalnya telah merambah hampir ke seluruh negara-negara besar di dunia termasuk Indonesia. Akibat virus ini, banyak korban yang terus berjatuhan yang mana angkanya terus bertambah baik yang meninggal ataupun yang terinfeksi, dan jutaan manusia lainnya terancam terkena wabah VC yang mematikan ini.
Ancaman VC ini tentunya bisa menular kepada siapa saja, baik para dokter, perawat, guru, dosen, pedagang, dan sebagainya. Terlebih kepada para pustakawan yang mereka sehari-hari bekerja di perpustakaan berteman dan di kelilingi dengan berbagai jenis koleksi yang mengandung zat kimia, debu, penyakit dan selalu melakukan tatap muka bertemu langsung berkumpul bersama dengan pemustaka, sehingga mereka para pustakawan sangat rentan dan harus lebih berhati-hati waspada terhadap ancaman VC.
Saat ini pemerintah telah menghimbau kepada masyarakat untuk mengurangi interaksi langsung dengan masyarakat, mengurangi pertemuan dengan orang banyak dan bahkan meliburkan beberapa sekolah serta menyuruh para ASN untuk lebih banyak beraktivitas di rumah sebagai upaya mengantisipasi penyebaran VC.
Perpustakaan sebagai institusi layanan public yang sekarang telah bertransformasi sebagai pusat berkegiatan masyarakat yang dikelola oleh para pustakawan justru sangat mudah menjadi jalan terjangkitnya VC karena mereka sehari-hari bersentuhan langsung oleh berbagai jenis koleksi, belum lagi berhadapan langsung dengan pemutaka yang beragam jenis orang yang berkunjung ke perpustakaan, setiap hari berinteraksi bertransaksi pinjam kembali buku yang mengandung zat kimia kertas, ketika buku di pinjam lalu dibawa pulang dan kembali lagi ke perpustakaan, maka rentan sekali melalui buku yg dipinjam lalu dkembalikan oleh pemustaka akan membawa virus, penyakit, dan sebagainya. Karena pekerjaan pustakawan yang rawan dengan kondisi tersebut, maka pemerintah Indonesia sangat perhatian terhadap nasib para pustakawan yang bekerja di perpustakaan dengan memberikan tunjangan khusus berupa TUNJANGAN DAYA TAHAN TUBUH PUSTAKAWAN berupa uang perhari untuk membeli berbagai keperluan pustakawan berupa obat-obatan, suplemen makanan, makanan buah-buahan dan sebagainya, untuk meningkatkan kekebalan terhadap daya tahan tubuh para pustakawan agar dalam bekerja di perpustakaan bisa selalu dalam keadaan sehat wal afiat sehingga bisa memberikan layanan yang prima kepada pemustaka.
Oleh sebab itu, menyahuti himbauan pemerintah Indonesia yang saat ini telah menyatakan kondisi negera kita dalam keadaan darurat VC dimana penyebarannya terjadi secara global, cepat dan mudah, maka kita bersyukur saat ini beberapa perpustakaan dalam dan luar negeri telah menutup secara total layanan perpustakaan untuk sementara waktu agar menghindari kerumunan orang banyak dan tidak melakukan kontak langsung dengan para pemustaka. Harapannya semua pemimpin pemerintah pusat dan daerah agar segera memerintahkan semua jenis perpustakaan untuk sementara menutup layanan perpustakaan dan mengalihkan penggunanya untuk memanfaatkan layanan secara digital sebagai sebagai upaya dalam mengantisipasi penyebaran VC bagi pustakawan dan yang terpenting untuk menyelamatkan jiwa pustakawan dari serangan VC.
Sebagai nasehat bagi kita semua dan para pustakawan, mari kita senantiasa meminta perlindungan kepada Allah Tuhan YME, terus lakukan ikhtiar dengan karantina dan menjaga diri dari keramaian (social distancing). Bersabar, karena Rasulullah SAW bersabda: Tha'un merupakan azab yang ditimpakan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Kemudian Dia jadikan rahmat kepada kaum mukminin. Maka, tidaklah seorang hamba yang dilanda wabah lalu ia menetap dikampungnya dengan penuh kesabaran dan mengetahui bahwa tidak akan menimpanya kecuali apa yang Allah SWT tetapkan, baginya pahala orang yang mati syahid. Tanamkan keyakinan dan berbaik sangka akan ketetapan Allah, jika takdir Allah menyapa kita, berharaplah syahid. Berbaik sangka dan berikhtiarlah. Kita tawakkal diri kita kepadaNya. Karena hidup dan mati kita sebagai seorang hamba semua berada di tanganNya. Bila ada di antara kita yang ditakdirkan oleh Allah tertimpa penyakit ini, maka yakinlah bahwa Allah adalah sebaik-baiknya penyembuh karena Ia lah Tuhan Yang Maha Penyembuh. Dan yakinlah juga bahwa tidak ada penyakit yang Allah turunkan, kecuali ada juga obat yang diturunkan bersamanya. Yakin kepada Allah akan kesembuhan, karena Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit kecuali Dia juga yang menurunkan penawarnya. (HR. Bukhari). Teruslah berdoa, dan bahkan janji akan gelar mati syahid jika kita melakukan itu semua.
Mari kita berdoa kepada Allah agar supaya Ia senantiasa menjaga diri kita, keluarga kita, kerabat kita dan orang-orang yang kita sayangi dari terkena wabah virus ini. Mari kita juga berdoa kepada Allah agar Ia senantiasa menjaga negeri kita dan juga negeri-negeri kaum muslimin lainnya dari wabah penyakit mematikan ini. Dan tak lupa juga kita sisipkan doa-doa terbaik kita kepada mereka saudara-saudara kita yang sedang diuji dengan virus ini agar supaya Allah segera menyembuhkan mereka dari penyakit ini. Semoga kita senantiasa dilindungi Allah SWT dan bertemu kembali ditempat terbaik di SurgaNya. Aamiiin.
Semoga wabah ini segera berlalu
BalasHapusAamiiin, dan kita semua selalu dlm keadaan sehat wal afiat. aamiiin
HapusSemoga sebelum bulan ramadan vc d indonesia musnah amiin
BalasHapusAamiiin, berkah Ramadhan semua virus akan hilang dmuka bumi dan kita semua bs dg tenang khusyu melaksanakan puasa utk keberkahan Indonesia yg baldatun tayyibatun warabbun ghafur. Aamiiin
HapusSaya sangat terharu membaca nasib pustakawan begitu tdk perhatikan layanan tetap dibuka apa lagi di perguruan tinggi ini memang diliburkan tapi lsysnsn perpustakaan tidak ditutup jadi sama saja bohong tetap pustakawan ada interaksi dengan Mahasiswa menunggu respon pada pengen mbil kebijakan bagaimana nasib pustakawan
BalasHapusBetul ibu, saya jg sudah lapor sampai ke pihak rektorat dan pejabat setempat lainnya, tp mrk sampai saat ini tdk meau menutup layanan, malah membuka lebar pintu masuk perpustakan untuk memberikan kesempatan semua pengguna untuk melakukan transaksi pinjam kembali. Harapannya dg tulisan ini bisa membuka hati dan pikiran kita semua utk sementara lebih bijak dengan layanan perpustakaan. Trmksh ibu masukannya, sehat n sukses selalu utk kita semua.
HapusSemestinya perpustakaan tutup sementara, kemudian ruangan disterilisasi.
BalasHapusSemoga cepat mereda virus covid-19
Ya betul sekali bp, smg cepat hilang coronanya. Aamiiin
HapusYa betul sekali bp, smg cepat hilang coronanya. Aamiiin
Hapussemoga wabah ini sudah berakhir ketika ramadhan mas, aminnn
BalasHapusAaamiiin, mustajib doa Ya Allah
HapusPustakawan adalah pejuang
BalasHapusBuku dan jurnal senjatanya
Tak mungkin dilepas
Karna kebersamaannya
Betul sekali, buku dan pustakawan seperti dua sisi mata uang yg tdk bisa dipisahkan. Sehat selalu n sukses selalu untuk kita semua
Hapus